Hanya segelintir orang
yang tetap tegar walau harus menghadapi masa-masa sulit dalam hidupnya.
Kebanyakan orang larut dalam leputusasaan, muram durja, yang bisa
berujung pada depresi berkepanjangan. Padahal kegetiran hidup bisa
muncul kapan pun dengan cara apapun, mulai dari tidak naik kelas,
dikucilkan dalam pergaulan, hingga mengalami kebangkrutan bisnis, dst.
Bagi seorang Kenosuke
Matsushita, yang ditinggal pergi oleh ayahnya saat masih berusia 10
tahun, hidup adalah sebuah pilihan! Dan dirinya memilih untuk tumbuh
menjadi pribadi ”pemenang” yang selalu memiliki cara dalam menghadapi
setiap masalah.
Meski dirinya harus
mewarisi kebangkrutan ayahnya dan sebagian besar saudaranya meninggal
karena penyakit TBC. Matsushita kecil harus berperang melawan
kemiskinan, putus sekolah dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada usia sembilan tahun ia telah menjadi kuli kasar lalu menjadi
pedagang sepeda. Hanya ketekunan dan prinsip hidup kuat membuatnya
pantang menyerah termasuk ketika bisnis yang dirintisnya menghadapi
banyak masalah. Sejarah mencatat, hingga akhir hayatnya, Matsushita
mampu membangun kerajaan bisnisnya hingga mencapai 795 perusahaan dengan
jumlah karyawan sebanyak 150 ribu orang.
Masa-masa suram serta
kegagalan dalam membangun usaha, tak pernah membuatnya menyerah,
termasuk saat menghadapi sikap sinis berbagai pihak yang meramalkan
Matsushita Electric Manufacturing Company akan hancur menyusul
kemerosotan ekonomi akibat Perang Dunia. Namun semuanya terbalik,
usahanya terutama di bidang kelistrikan, suku cadang kapal laut dan
pesawat terbang untuk Angkatan Perang Kerajaan Jepang ternyata mampu
bertahan dan terus berproduksi.
Bagi sebagian orang saat
itu, masa-masa perang adalah monster menakutkan, hampir seluruh level
masyarakat terkena imbasnya mereka terpuruk dan kehilangan harapan.
Namun, bagi Matsushita, krisis, kegagalan atau apapun namanya adalah
sebuah kenormalan dalam kehidupan. Peluang dan ancaman selalu hadir
dalam setiap situasi, dan semua pada mentalitas individunya.
Kenyataanya, saat perang
usai dan situasi berangsur normal, Matsushita justru kehilangan
pengaruhnya pada Kamar Dagang Osaka karena keterlibatannya dalam
produksi suku cadang perang. Meski upaya pembelaan terus dilakukan,
semuanya gagal dan berakhir dengan vonis larangan berbisnis disemua
sektor yang berujung pada pembubaran tidak kurang 40 perusahaannya.
Lalu, kiamatkah kehidupan Matsushita? Pergulatan hidup membuat
Matsushita tumbuh menjadi pribadi pemenang yang selalu berbeda. Baginya
setiap saat dalam hidup ini termasuk kegagalan sekalipun adalah momen
penting untuk terus berbuat, tumbuh untuk menjawab tantangan perubahan.
Matsushita pun membangun perusahaannya kembali meski harus berada
dibalik layar, upayanya yang pantang menyerah pun berbuah hasil.
Perusahaannya bisa kembali tumbuh, upayanya menyejahterakan karyawan
dengan mendorong terbentuknya serikat buruh mendapat sambutan banyak
pihak hingga akhirnya pemerintah jepang pada tahun 1949 menghapus
sangsinya.
Tahun 1950 perang Korea
pun meletup, krisis jilid selanjutnya kembali mengancam aktivitas
masyarakat Jepang. Namun bagi Matsushita inilah saat yang tepat untuk
kembali menata peluang bangkit dari keterpurukan usahanya. Seperti
gayung bersambut perusahaannya mendapat order dari Angkatan Perang
Amerika sebesar ¥400 juta. Modal awal kini sudah ditangan, siap
digunakan untuk membangkitkan roda-roda bisnisnya. Pada tahun yang sama
Matsushita melakukan perjalanan keliling Eropa dan Amerika, untuk
melihat peluang usaha yang ada disana. Hasilnya, ia memutuskan untuk
menjalin kerjasama dengan Philips dari Belanda. Berdirilah perusahaan
patungan yang menjadi cikal bakal perusahaan Matsushita Electronics
Company. Produk awalnya adalah bola lampu, lampu neon, lampu tabung
hampa dan transistor radio untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jepang yang
sangat tinggi kala itu. Keuntungan yang diraih tidak saja membuat
perusahaan mendapat keuntungan tetapi juga ekspansi usaha. Tahun 1967
kerjasama Matsushita dengan Philips berakhir, masing-masing pihak
mendapatkan royalty 2,5% dari total keuntungan yang berhasil diraup.
Pribadi pemenang Kenosuke
Matsuhita membuatnya berbeda dengan kebanyakan orang dalam memandang
segala bentuk krisis dan kegagalan. Ia mampu berpikir berbeda, mengubah
sudut pandang serta sangat visioner. Bagi Matsushita seseorang yang
ingin berhasil dalam hidupnya harus memiliki motivasi tinggi dan bekerja
keras, tidak panik dengan setiap kendala yang dihadapi sehingga mampu
berpikir jernih saat orang lain terjebak dalam keruwetan dan menjadi
pecundang.
Sumber : http://www.pentastrategic.com/2015/06/kenosuke-matsushita-winner-spirit.html
0 komentar:
Posting Komentar